Beranda | Artikel
Kewajiban Seorang Khalifah
Minggu, 3 September 2023

MEMBANGUN KHILAFAH DAN IMAROH

Kewajiban seorang Khalifah
1. Menegakkan agama Islam. Yaitu dengan menjaganya, berdakwah kepadanya dan menolak segala segala syubhat yang nisbatkan kepadanya, menegakkan hukum-hukumnya dengan menjalankan hukum Allah pada  masyarakat dan berjihad di jalan Allah.

Firman Allah Ta’ala.

قال الله تعالى: إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا  [النساء/58]

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.[1]

2. Mengangkat orang yang mampu dalam mengemban sebuah jabatan dan kekuasaan

Firman Allah Allah Ta’ala.

قال الله تعالى: إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ  [القصص/26]

“Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya”.[2]

3. Seorang peminpin harus mengkontrol tugas para pekerjanya

عن أبي حُميدٍ الساعدي رضي الله عنه قال: اسْتَعْمَلَ النَّبِيُّ- صلى الله عليه وسلم- رَجُلاً مِنَ الأزْدِ يُقَالُ لَهُ ابنُ اللتْبِيَّةِ عَلَى الصَّدَقَةِ، فَلَمَّا قَدِمَ قَالَ: هَذَا لَكُمْ وَهَذَا أُهْدِيَ لِي قَالَ: «فَهَلَّا جَلَسَ فِي بَيْتِ أَبِيهِ، أَوْ بَيْتِ أُمِّهِ فَيَنْظُرَ أَيُهْدَى لَهُ أَمْ لا؟ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لا يَأْخُذُ أَحَدٌ مِنْهُ شَيْئاً إلَّا جَاءَ بِهِ يَومَ القِيَامَةِ يَحْمِلُهُ عَلَى رَقَبَتِهِ إنْ كَانَ بَعِيراً لَهُ رُغَاءٌ، أَوْ بَقَرَةً لَهَا خُوَارٌ، أَوْ شَاةً تَيْعَرُ» ثُمَّ رَفَعَ بِيَدِهِ حَتَّى رَأَيْنَا عُفْرَةَ إبْطَيْهِ: «اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ» ثَلاثاً. متفق عليه.

Dari Abi Humaid semoga Allah meridhai mereka berdua berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat  seorang  lelaki dari suku Azd bernama Allutbiyah untuk mengmbil shadakah. Pada saat dirinya tiba dihadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dia berkata: “Ini adalah bagian kalian dan ini adalah bagin yang dihadiahkan kepadaku”. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidakkah dia duduk di rumah bapaknya atau dirumah ibunya apakah dia diberikan hadiah atau tidak?. Demi jiwaku yang berada di dalam jiwanya, tidaklah seeorang mengambil sedikitpun darinya kecuali dia datang pada hari kiamat dengan memikulnya pada lehernya sendainya seekor onta maka dia bersuara, kalau sapi maka dia bisa menguak, atau seekor kambing maka dia  mengembek’. Lalu beliau mengangkat tangannya sampai tanpak bulu kedau ketiaknya seraya berkata: “Ya Allah aku telah menyampaikannya, ya Allah aku telah menyampaikannnnya”. Muttafaq Alaihi.[3]

4. Memantau mengatur kehidupan rakyat

عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي- صلى الله عليه وسلم- أنه قال: «أَلا كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ…». متفق عليه

Dari Ibnu Umar semoga Allah meredhai keduanya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: “Ketahuilah bahwa setiap kalian adalah peminpin dan kalian akan ditanya tentang kepeminpinannya, dan seorang pejabat yang diangkat mengurusi perkara manusia adalah peminpin dan akan ditanya tentang kepeminpinannya”. Muttafaq Alaihi.[4]

5. Kasih sayang terhadap rakyat, menasehati dan tidak mencari-ari kesalahan mereka

عن معقل بن يسار رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «مَا مِنْ أَمِيْرٍ يَلِي أَمْرَ المُسْلِمِين، ثُمَّ لا يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنْصَحُ، إلَّا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمُ الجَنَّةَ». متفق عليه

Dari Ma’qal bin Yasar  Radhiyallahu anhu berkata: Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang menduduki sebuah jabatan yang mengurusi perkara kaum muslimin, kemudian dia tidak bersungguh-sungguh mengurusi mereka dan tidak pula menasehati mereka, kecuali dia tidak akan masuk bersama mereka ke dalam surga”. HR. Muslim.[5]

6. Menjadi Tauladan yang baik bagi rakyat mereka

Firman Allah Ta’ala:

قال الله تعالى: وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا [الفرقان/74]

 “…dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.[6]

قال الله تعالى: وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ  [السجدة/24]

“Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”.[7]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Jihad, Hukum dan Keutamaannya كتاب الجهاد). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri.  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] QS. An-Nisa/4: 58
[2] QS. Al-Qoshosh/28: 26
[3] HR. Bukhari no: 2597 dan Muslim no: 1832
[4] HR. Bukhari no: 893 dan Muslim no: 1829
[5] HR. Muslim no: 142
[6] QS. Al-Furqon/25: 74
[7] QS. Al-Sajdah/32: 24


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/86980-kewajiban-seorang-khalifah.html